1H1P - Imamat 26 - Sabat untuk Tanah

Silahkan membagikan pemikiran, artikel, pengalaman pribadi, ajaran Firman Tuhan, dsb di forum ini. Forum ini juga terbuka untuk dibaca pendatang yang tidak medaftarkan diri sehingga penulis juga bisa membagikan tautan (link) tulisannya di forum ini ke WAG atau media lainnya.
gunawan
Post: 34
Bergabung: 27 Jul 2022 13:51

1H1P - Imamat 26 - Sabat untuk Tanah

Post oleh gunawan »

Sabat adalah istirahat.
Sabat untuk manusia adalah waktu manusia beristirahat.
Lalu apa maksud sabat untuk tanah yang beberapa kali tetulis pada Imamat 26 yang kita baca (ayat 34, 35, 43)?
Sebagian besar Imamat 26 terdiri dari berkat bersyarat untuk kesetiaan pada ketentuan-ketentuan perjanjian Tuhan (26:3-13) dan kutuk untuk ketidaksetiaan (26:14-39).

Kontras antara berkat dan kutuk seperti ini sejenis dengan Ulangan 27-30.
Ini berfungsi persuasif untuk mendorong kepatuhan dan mencegah ketidakpatuhan terhadap ketentuan2 perjanjian yang ditetapkan oleh pihak yang lebih unggul (superior) kepada pihak yang kurang unggul.
Pihak yang lebih unggul adalah Tuhan Allah.
Pihak yang kurang unggul adalah umat Israel.
Tuhan jelas ingin mencurahkan berkat kepada umat-Nya untuk menunjukkan manfaat dari hubungan yang positif dengan-Nya (26:3-13).
Namun, Ia tidak dapat memberkati jika mereka tidak setia kepada-Nya.

Lebih panjang dari daftar berkat adalah daftar kutukan (26:14-39).
Catatan kengerian kutuk dalam Imamat ini disebut sebagai salah satu peringatan yang paling kuat dalam Alkitab.
Daftar kutuk ini malahan mengancam akan bertambah parah jika orang Israel menolak untuk belajar dari kesalahan mereka.
Cobalah perhatikan saat beberapa kali "menghajar atau menghukum" itu akan ditingkatkan "tujuh kali lipat!" (ayat 18, 21, 24, 28)
Kita tidak perlu merasa "baper" 😊 saat berkat ditulis hanya dalam 11 ayat (3-13) sementara kutuk ditulis sampai 26 ayat (14-39).
Saya malahan melihat bahwa Allah justru terus-menerus mengingatkan Israel supaya kutuk itu tidak sampai terjadi.

Tragisnya, justru hal itu benar2 terjadi dalam sejarah Israel selanjutnya, yang berpuncak pada pembuangan ke Babel.
Lalu apa maksud "sabat untuk tanah" yang saya singgung di bagian awal?
Memang ada bagian hukum yang mengharuskan untuk sedikit waktu tanah harus beristirahat tidak boleh ditanami.
Namun yang ini lebih dari urusan itu!
Bagi saya, "sabat untuk tanah" adalah puncak kutukan itu!
Yang beristirahat sabat seharusnya manusia, bukan tanah!
Tetapi kali ini, tanahlah yang akan beristirahat sabat!
Tanah perjanjian itu mesti beristirahat karena ditinggalkan penghuninya yang dibuang ke Babel.
Persis seperti penggenapan firman Tuhan yang diucapkan Yeremia, "sampai negeri itu menikmati hari-hari sabatnya," (versi NASB, 2 Tawarikh 36:21).

Daniel dalam pembuangan di Babel, dengan putus asa mencari jalan keluar melalui doanya yang berapi-api tentang pengakuan dosa dan pertobatan (Daniel 9:3-19).
Sebagai jawabannya, seorang utusan surgawi menjanjikan "pemulihan nasional," melalui datangnya Mesias pada "Super Yobel," 70 kali 7 masa (Daniel 9:20-27).
Akhir dari Imamat 26 -- setelah bagian kutuk -- memiliki perubahan yang menakjubkan: Jika sisa-sisa orang Israel yang ada di pembuangan dengan rendah hati mau mengaku dosa dan bertobat, maka Allah akan memulihkan perjanjian-Nya dengan mereka.
Tidak ada korban hewan penebus salah yang ditetapkan untuk situasi ini, karena tidak ada yang memadai. Yang memadai adalah "korban" Mesias[\i] itu sendiri.
Terpujilah Tuhan Allah karena kasihNYA. Amin. 🙏
BUTTON_POST_REPLY